JAKARTA, KOMPAS.com - Program jahat "Ransomware" dinilai sangat berbahaya. Pasalnya, apabila sudah terinfeksi malware tersebut, data yang terkena enkripsi tidak akan dikembalikan seperti semula oleh siapa pun, kecuali si penjahat cyber.
Ransomware, seperti namanya, merupakan jenis malware yang akan menyandera data korban dengan cara melakukan eknsripsi data penting. Jika data sudah terenkripsi oleh malware ini, maka data tersebut akan diacak sedemikian rupa sehingga pengguna tidak bisa melihat data aslinya.
Nah,
data yang sudah dienkripsi tersebut ternyata tidak dapat diperbaiki
sendiri oleh pengguna karena mereka harus menggunakan password untuk
mengembalikannya. Password itulah yang "dijual" oleh penjahat cyber untuk mendekripsi ulang data.
"Bahkan
perusahaan antivirus tidak bisa membantu korban, jika datanya sudah
terenkripsi malware," kata Alfons Tanujaya, analis Vaksin, dalam seminar
"Age of Ransomware" di Jakarta, Selasa (26/5/2015).
Untuk
"membeli" password dari si penjahat itu pun dipastikan bukan perkara
yang mudah. Alasannya, si penanam Ransomware biasanya meminta uang dalam
mata uang cyber, Bitcoin.
Alfons menceritakan, demi kegiatan
analisis, pernah membayar satu "penyandera data" dengan mata uang
tersebut. Ia menceritakan proses pembayaran tersebut cukup rumit dan
memakan uang yang banyak.
"Saya harus menukar uang Rupiah ke
Dollar AS. Setelah itu harus menukarnya kembali ke mata uang Bitcoin.
Cukup panjang prosesnya," ujar Alfons.
Mengapa harus menggunakan
mata uang Bitcoin? Menurutnya, saat ini pengguna mata uang Bitcoin tidak
tercatat, bisa menggunakan nama alias. Alamat dan identitas lainnya pun
tidak tercatat. Oleh karena itulah, penjahat dapat lebih aman
bertransaksi menggunakan mata uang tersebut.
Pada kenyataannya,
seorang lembaga antivirus, untuk saat ini, tidak bisa membantu
mengembalikan data yang telah dienkripsi. Akan tetapi, mereka memiliki
beberapa saran untuk terhindar dari Ransomware.
Salah satunya
adalah dengan berhati-hati saat mengakses sebuah situs. Hindari untuk
mengunduh data dari sebuah situs yang tidak dikenal. Sekadar informasi,
salah satu cara penyebaran Ransomware adalah dengan menyamar menjadi
file unduhan sebuah program terkenal.
Hal tersebut juga berlaku untuk e-mail. Sebaiknya tidak mengunduh attachment yang tidak diketahui atau dari orang yang tidak dikenal.
Backup
data juga sangat disarankan. Apabila Ransomware sudah menginfeksi PC
seseorang pun, ia memiliki data hasil backup sehingga tidak harus
membayar uang tembusan kepada si penjahat.